I. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata
budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal,
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi
adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya
berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001;
Prasetya, 1998).
Dalam hal ini, Prof.
Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusiadalam rangka kehidupanbermasyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa
hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakanakibat proses
fisiologi, atau kelakuan apabila ia sedang membabi buta. Bahkan tidankan
manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa oleh makhluk manusia
dalamgennya bersamanya (seperti makan, minum, atau berjalan), juga dirombak
olehnya menjadi tindakan yang berkebudayaan.
Kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
Malinowski
menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system
kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang
khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul
kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,
seperti lembaga kemasyarakatan.
Dari
definisi-definisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan
mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui
proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari
komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam
aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.Nilai-nilai
dalam kebudayaan itu relatif.
II.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada
tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan,
sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari
bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. Semua itu adalah faktor penting
yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
1. Bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang
secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan
sebagai gagasan sarana interaksi
2. Sistem
pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui
manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya
menurut azas – azas susunan tertentu
3. Organisasi
sosial
yaitu keseluruhan sistem yang
mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur
kebudayaan universal
4. Sistem
peralatan hidup dan teknologi
yaitu rangkaian konsep serta
aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia
dalam kebudayaannya
5. Sistem
mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan
6. Kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang
didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung
eksistensi kebudayaan tersebut
7. Sistem
religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai
alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi
manusia dengan kekuatan alam gaib
III.
Wujud Kebudayaan
Menurut
J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan, Aktivitas,
dan Artefak.
1.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2. Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
IV.
Orientasi Nilai Kebudayaan
Menurut
C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation(1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5masalah pokok
kehidupan manusia yaitu:
1. Hakekat Hidup
Hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem : ada yang berusaha
memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakekat Karya/Kerja
Setiap
budaya hakekatnya berbeda-beda, diantaeanya da yang beranggapan bahwa kerya
bertujuan untuk hidup, karya memeberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan
gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat Waktu
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, ada pula yang masa
depan.
4. Hakekat Manusia dengan Alam
Ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengxploitasi alam dan memanfaatkan
alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam
dan menyerah pada alam.
5. Hakekat Manusia dengan Sesamanya
Dalam
hal ini da yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, adpula yang
berpandangan individualis
V.
Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah suatu
keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh
:
Masuknya
mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian
tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller”
di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi
kehilangan pekerjaan.
Semua
terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak
berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga
aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan
terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.”
Ada
faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a. Mendorong
perubahan kebudayaan
·
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
·
Adanya
individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan,
terutama generasi muda.
·
Adanya
faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b. Menghambat
perubahan kebudayaan
·
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah, seperti : adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non
material)
·
Adanya
individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi
tu yang kolot.
Ada
juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan:
a. Faktor
intern
·
Perubahan
Demografis
Perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan
mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang
perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan
pangan, sandang, dan papan.
·
Konflik
sosial
Konflik
sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu
masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk
setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk
setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
·
Bencana
alam
Bencana
alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir,
longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan
ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun
akulturasi.
·
Perubahan
lingkungan alam
Perubahan
lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk
delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk
tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena
kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
b. Faktor
ekstern
·
Perdagangan
Indonesia
terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan
Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang
besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat
setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang
ada.
·
Penyebaran
agama
Masuknya
unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses
penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya
unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan
kolonialisme.
·
Peperangan
Kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk
peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa
asing ke Indonesia.
Kebudayaan berubah dengan cara :
·
Defusi: adalah penyebaran unsur kebudayaan
dari suatu masyarakat ke masyarakat lain antar individu antar keluarga ataupun
golongan.
·
Akulturasi: adalah diterimanya kebudayaan
lain/luar kemudian diolah menjadi kebudayaan sendiri . Misalnya : politik
dakwah, pendidikan. Musik padang pasir menjadi musik gambus.
·
Asimilasi: terjadi pada kelompok masyarakat
yang tidak sama kebudayaannya tapi dapat hidup secara berdampingan dengan damai
saling mendekat lambat laun menjadi sama bahkan menjadi model kebudayaan yang
baru. Kebudayaan ini dibentuk dari unsur yang berbeda-beda oleh mobilitas
penduduk
Kelebihan
dari Perubahan Kebudayaan
·
Keanekaragaman
budaya lokal yang ada di Indonesia
·
Kekhasan
budaya Indonesia
·
Kebudayaan
Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
·
Indonesia
dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya.
·
Kuatnya
budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
·
Kemajuan
pariwisata
·
Multikuturalisme
·
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti : adat
istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
·
Adanya
individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi
tua yang kolot.
Kekurangan
dari Perubahan Kebudayaan
·
Kurangnya
kesadaran masyarakat
·
Minimnya
komunikasi budaya
·
Kurangnya
pembelajaran budaya
· Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan
material).
· Adanya
individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan,
terutama generasi muda.
· Adanya
faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
VI.
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia
dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan
merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu
hubungan keduanya?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan
dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi
keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah
kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana
yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan –
peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia,
setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada
peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan
tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia
dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama
lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
Ekstemalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
Obyektivasi,
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
Intemalisasi,
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan
.baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila
manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi
terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal :
xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
VII.
Contoh Kasus
Perubahan sosial budaya bisa merubah struktur, fungsi,
nilai, norma, pranata, dan semua aspek lainnya.
Contoh dari perubahan budaya itu sendiri bisa kita lihat dari
kemajuan di berbagai bidang, contohnya seperti ekonomi yang bergerak sangat
cepat, revolusi industri, pendidikan, maupun contoh-contoh kecil yang bisa kita
lihat sehari-hari, misalnya cara berkomunikasi seseorang, cara berpakaian
seseorang, dan masih banyak lagi.
Contoh kasus pada
bidang ekonomi itu sendiri adalah perubahan ekonomi tampak jelas pada sifat
masyarakat. Pada umumnya, masyarakat lebih suka dengan produk impor
dibandingkan produk di dalam negeri karena kualitasnya dianggap lebih bagus.
Hal ini membuat masyarakat kita bersifat konsumtif.
Pada bidang industri, gaya
hidup yang berkembang akibat industri berkembang adalah gaya hidup praktis.
Semuanya ingin supaya serpa praktis dan cepat. Sehingga banyak orang menjadi
malas dalam melakukan sesuatu.
Adapun perubahan pada cara
berkomunikasi. Beberapa tahun lalu kita masih menggunakan surat untuk
berkomunikasi jarak jauh dan sekarang, dengan menggunakan jejaring sosial atau
alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi dengan cepat dan praktis.
Perubahan sosial dan budaya
beserta pengaruhnya merupakan hal yang tidak dapat kita hindari. Perubahan
sosial dan budaya menuntut adanya penyesuian dan adaptasi baru diantara
unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan keselarasan hubungan
diantara unsur-unsur tersebut agar tetap terjaga. Kemampuan melakukan adaptasi
ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan keutuhan sosial.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar